Aku Hanya Wanita Biasa,,,,,,
Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak. Terima kasih karena telah memilihku diantara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih. Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna. Karenanya kuingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah...
Kepadamu yang akan memilihku kelak…
Aku tak sebijak bunda khadijah, karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan. Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasehati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu.
Duhai kau yang telah memilihku kelak…ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik dimatamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku begitu sibuk didapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti insya’Allah. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.
Ataukah kau akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetik pun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang menangis, dan ku tahu kau letih mencari rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu. Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku.
Padamu yang menjadi pemimpin dalam hidupku kelak…
Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga perlukan tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang kuperlukan hanya pelukan dan belaianmu. Karena bagiku kau adalah titisan embun yang mampu memadamkan segala resahku.
Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambah rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang kulakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang kuberikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi.
Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak…
Ketahuilah, aku tak secerdas Aisyah. Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu keras dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku. Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih. Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mencari pahala dalam amalan-amalan sunnah. Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kau dan aku tetap bersatu didalamnya.
Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku…
Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam lebat dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau puja puluhan tahun yang lalu. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu. Maka jangan pernah berpaling dariku. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah yaitu rasa cintaku padamu.
Ketahuilah,,,tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta kepadamu. Maka, cintailah aku, dengan apa adanya. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna karena Aku Hanyalah Wanita Biasa.
Reini Irawani.